Semakin menjamurnya sinetron indonesia, bukan semakin BAGUS, tapi malah semakin menurun |
“Kenapa sih, kualitas animasi di film-flm Indonesia (terutama sinetron) pada JELEK semua ya???”
“Kok nggak sebanding sama kualitas yang ada di film-film holywood yang sering saya tonton”
“Ibarat langit dan bumi itu bener-bener kelewat jauh, hampir mustahil untuk sejajar saling berdekatan”Bagi kamu yang udah pernah nonton (sinetron indonesia) pasti paham apa yang saya maksud.
Kalian sadar nggak, jika di perhatikan dari dulu sampai sekarang, Kualitas Sinetron Indonesia itu sebenarnya “jalan ditempat”, alias sama aja, nggak ada perubahan sama sekali. (di lihat dari sisi manapun)
Sebagai contoh ni ya... Animasi naga-nagaan lah, kuda terbang lah, burung raksasa lah, buaya, ular piton yang bentuknya udah kayak tas "kresek" yang berserakan di pinggir jalan...
Emang bener-bener salut dah sama industri film di Indonesia.
Justru menurun dibanding sinetron tahun 90an
Pernah terpikir nggak di benak kalian,"Kenapa ya kok bisa gitu?"
“Apa yang salah dengan cara pembuatan film di Indonesia?”Sudah bertahun-tahun lamanya industri film berjalan di Indonesia, namun hingga sekarang (2018) bentuk animasinya nggk jauh beda dengan animasi di tahun 90an yang dulu pernah saya tonton.
Apa sih yang salah pada industri perfilman indonesia, hingga membuatnya tetap "stuck", nggak ada peningkatan dari segi kualitas, di zaman yang sudah serba canggih dan modern ini?
Hal sebenarnya yang terjadi, SENGAJA...
Jujur, selama ini saya kira kualitas animasi yang "alakadarnya" itu di sebabkan karena kemampuan editor/animator indonesia yang masih belum "mumpuni" seperti animator diluar sana.Nah TAPI, pemikiran yang terlihat "masuk akal" itu ternyata SALAH, atau lebih halusnya "kurang tepat".
Percaya nggak???
Jadi gini... Sebenarnya itu hanyalah unsur “kesengajaan” saja dari pihak-pihak dibalik layar. Sengaja di buat jelek dengan kualitas alakadarnya, padahal sebenarnya mereka BISA. (kalo mereka mau)
Alasannya, HEMAT BUDGET!!! (modal dikit, untung banyak)
Pernah saya menanyakan kaitannya dengan hal tersebut pada guru animasi di sekolah, komunitas animasi media sosial, dan teman-teman lain yang memiliki hobi yang sama. (animasi)Dan jawaban dari mereka pun, kebanyakan hampir sama seperti yang telah di bahas oleh blog farahqoonita.com.
Jawabannya seperi ini:
“Jadi gini..."
"Animator Indonesia itu sebenanya sudah banyak yang hebat, keren dan bagus hampir setara dengan kualitas animasi 3D (CGI) yang ada di Holywood"
"Ada buanyakk" 😴Jadi, gambar animasi yang tayang di TV-TV Indonesia (terutama sinetron) itu sebenarnya masih dalam keadaan super "mentah". (belum jadi)
Perumpamaannya itu seperti ini:
"Ibarat ada 10 tahap untuk membuat animasi, naga-nagaan (si jonny) yang ditayangin di sinetron itu baru sampe tahap 2 saja"Sungguh amazing sekali bukan? (salah satu cara agar bisa hemat budget)
Mereka yang menangani bagian animasi (sinetron) ini bisa di bilang "tidak serius", demi menekan biaya produksi sebesar-besarnya, namun hasilnya harus tetap "jadi" dan tepat waktu. (Biarpun alakadarnya)
Hal tersebut tentu ada kaitannya dengan sistem "kejar tayang" yang mengharuskan mereka untuk hasilkan 1 episode, dalam 1 hari saja.
(Dan itu terus berulang-ulang)
Asalkan maksud dan tujuan dari filmnya sudah terpenuhi (asal jadi, yang penting ada), intinya jika banyak yang nonton maka "duit" akan terus mengalir dengan derasnya. (irit biaya produksi)
Yang paling penting itu, bagaimana caranya agar bisa "untung besar", tapi modal dikit. Udah pasti hasil akhirnya adalah UUD. (Ujungnya-Ujungnya Duit)
Sinetron indonesia itu, bisa bikin KECANDUAN
Belum lagi dengan munculnya gejala KECANDUAN SINETRON.Berhati-hatilah kamu jika menonton sinetron indonesia. Jika sudah terlanjur nonton episode pertama/kedua, maka setelah itu biasanya akan sulit untuk berhenti menonton.
Jalan cerita klise sinetron yang terlihat begitu indahnya, secara tidak langsung akan membuatmu berkeinginan untuk menonton "episode lanjutan" terus menerus hingga lupa waktu, lupa makan dan lupa mandi.
Disebabkan karena penasaran...
Kualitas jelek, tapi masih saja di tayangkan...
Coba kamu bayangkan saja...Dialog yang justru membuat kita senyum sendiri ketika menontonnya, ketidak konsistenan dari plot, karakterisasi yang terlalu lebay, hingga buruknya teknis sinematografi, semuanya bergabung jadi satu.
Dari beberapa sumber artikel yang pernah saya baca, alasan sinetron indonesia masih saja ditayangkan di TV (padahal kualitasnya jelek dan nggak mendidik sama sekali), antara lain sebagai berikut...
1. Acara sinetron, banyak penontonnya
Bagi kalian yang sedang membaca artikel ini, kemungkinan besar kalian adalah kalangan yang terbilang "melek teknologi", sehingga bisa nyasar ke blog ini. (TV bukan menjadi satu2nya hiburan lagi, bagi kalian)Nah TAPI, bagaimana dengan keluargamu yang lainnya?
Kakek, nenek, ibu, bapak, adik, dll mungkin masih bergantung pada TV untuk mencari hiburan. (karena memang hanya itu yang mereka tahu)
Akan berbeda dengan kalian yang telah menganggap "internet" sudah lebih dari TV. (jendela informasi yang begitu luas)
2. Sistem "rating" masih menjadi acuan
Semakin banyak penonton yang melihat, maka akan berbanding lurus dengan rating yang di dapat.Semakin tinggi rating yang di dapat, maka pemasang iklan (komersial) pun akan tertarik bekerja sama. Semakin banyak iklan, semakin banyak pendapatan yang diperoleh.
3. Pendapatan dari iklan cukup tinggi
Sebagian besar orang mungkin sudah tahu, bahwa pendapatan utama dari sebuah stasiun TV berasal dari iklan. Dari informasi tersebut, sekitar 30% pendapatannya berasal dari acara sinetron.Bahkan film dari luar/barat pun hanya 10% saja. (Lebih kecil, di banding pendapatan iklan sinetron)
4. Biaya produksi rendah
Sudah di jelaskan di atas, naga-nagaan dan kuda terbang yang kualitasnya buruk itu pun merupakann imbas dari biaya produksi yang sangat minim. (sebisa mungkin, harus dengan modal serendah-rendahnya)Dengan modal yang relatif lebih “kecil” ini dibanding project film lain, maka sudah tentu banyak “pemilik modal” yang berbondong-bondong untuk memproduksi sinetron saja. (lebih murah dan aman)
5. Lemahnya KPI terhadap tayangan lokal
Untuk saat ini, memang saya akui bahwa KPI telah melakukan keamanan yang cukup ketat pada adegan suatu film.Sebagai contoh, film anime Naruto Shippuden yang memiliki adegan bertarung yang begitu "epic", setelah tayang di TV Indonesia kini adegannya telah di potong-potong hingga tidak bisa di nikmati lagi filmnya.
Hebat bukan?
Akan tetapi, kebalikannya dengan sinetron.
Saat artikel ini di tulis, masih banyak sinetron laga yang tetap menyajikan adegan bahaya, balapan, dan perkelahian tanpa sensor.
Entah apa penyebabnya seolah-olah sinetron ini punya aturan standar sendiri yang khusus.
Standar ganda??? Entahlah...
6. Rendahnya animo masyarakat terhadap acara berkualitas
Sulit terbantahkan, kalau kebanyakan masyarakat Indonesia memang lebih menyukai tayangan sinetron. Kebanyakan dari mereka lebih memilih nonton sinetron, di banding acara-acara lain yang lebih berkualitas.7. Punya pendapat lain???
Jika kalian punya pendapat lain mengenai hal apa saja yang membuat sinetron indonesia masih terus menjamur hingga saat ini, nggak ada salahnya untuk menuliskannya di komentar.Berikan pendapatmu tentang apa saja yang membuatmu "ilfil" menonton tayangan sinetron indonesia.
Catatan...
Ingat, poin-poin yang saya tuliskan di atas merupakan pendapat pribadi dari saya sendiri. Jadi wajar saja jika terdapat hal yang tidak sesuai/sependapat dengan kamu-kamu yang sedang membaca artikel ini.Sumber yang pernah saya baca...
Beberapa sumber informasi terkait yang pernah saya baca:- https://m.kaskus.co.id/thread/5680498812e257b04f8b4567/ini-nih-penyebab-sinetron-sampah-masih-aja-ditayangkan-trust-me-its-fact
- https://www.vice.com/id_id/article/4xw9qg/dilema-para-penulis-pabrik-naskah-sinetron-indonesia
- http://www.farahqoonita.com/2016/11/tentang-animasi.html?m=1